Awal karir (1985–1990)
Dengan lima anggota,
mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri
tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center sambil
mendengarkan lagu-lagu Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran
dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat
"majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama
yang bagus untuk sebuah band.
Pada saat - saat
tersebut, Portnoy, John Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka,
dan juga dengan kerja paruh waktu. Jadwal mereka menjadi kian ketat sehingga
mereka harus memutuskan antara berkonsentrasi lebih pada band atau belajar di
bidang musik dan mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan
mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik.
Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, ia berkata bahwa pada saat itu
sangat sulit meminta izin kepada orang tuanya untuk masuk sekolah musik. Dan
lebih sulit lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari
sekolah musik. Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia
Stagan, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.
Awal 1986 diisi
dengan berbagai konser disekitar wilayah kota New York. Dalam kurun ini, mereka
merekam demo,
berjudul The Majesty
Demo. Dalam jangka waktu enam bulan, terjual habis 1000 keping
kaset, dan mereka menjadi kian populer dalam lingkup metal progresif. Majesty Demos masih tersedia dalam bentuk rekaman
asli sampai saat ini, meskipun sudah dirilis secara resmi dalam bentuk CD,
melalui "YtseJam Records".
Pada bulan November 1986,
setelah beberapa bulan menulis lagu dan tampil bersama, Chris Collins keluar
dari band. Setelah setahun mencoba mencari pengganti, Charlie
Dominici, yang berusia jauh lebih tua dan lebih berpengalaman
daripada anggota lain dalam band, berhasil mengikuti audisi. Dengan stabilitas
yang Dominici tunjukan pada Majesty, mereka mulai meningkatkan jumlah
pertunjukan bermain di daerah New York City, dan mendapatkan sejumlah besar
perhatian.
Saat mereka mulai
terkenal, grup musik dari Las Vegas yang juga bernama Majesty menuntut tindakan hukum atas
pelanggaran kekayaan intelektual yang terkait dengan penggunaan nama mereka,
sehingga band ini terpaksa harus mencari nama baru. Berbagai kemungkinan
diusulkan dan diuji, di antaranya Glasser, Magus, dan M1, yang semuanya mentah,
meskipun band ini sempat menggunakan nama Glasser selama sekitar satu minggu, namun
penggemar kurang bereaksi terhadap keputusan ini. Akhirnya, ayah Portnoy
mengusulkan nama Dream Theater,
nama sebuah teater kecil di Monterey, California,
dan nama tersebut dipakai sampai sekarang.
When Dream and Day Unite (1989-1990)
When Dream and Day Unite (1989-1990)
Dengan stabilitas baru mereka, Dream Theater
berkonsentrasi pada menulis lebih banyak bahan saat bermain konser di New York
dan di daerah sekitarnya. Hal ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records,
sebuah divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama
mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988 dan
berangkat untuk merekam album debut mereka. Band ini merekam album di Kajem
Victory Studios di Gladwyne, Pennsylvania.
Merekam trek dasar sekitar 10 hari, dan seluruh album selesai dalam waktu
sekitar 3 minggu.
When Dream and Day Unite dirilis pada tahun
1989. Mechanic akhirnya melanggar sebagian besar kontrak yang telah mereka buat
untuk Dream Theater, sehingga band ini dibatasi untuk bermain di sekitar New York.
Tur promosi untuk album hanya terdiri dari lima konser, yang semuanya relatif
lokal. Pertunjukan pertama mereka di Sundance Bay Shore, New York sebagai band pembuka classic rock
power, Zebra.
Setelah pertunjukan
keempat, Charlie
Dominici dikeluarkan
karena band ini mulai merasakan keterbatasan suara vokal Charlie
Dominici berdasarkan gaya vokal mereka inginkan. Band ini sedang
mencari gaya vokal lebih mirip Bruce
Dickinson / Geoff Tate.
Tak lama setelah itu, band Marillion meminta Dream Theater menjadi band
pembuka bagi mereka di sebuah pertunjukan di Ritz , New York, jadi Dominici
diberi kesempatan untuk melakukan satu kali lagi. Ini terjadi dua tahun sebelum Dream
Theater menemukan vokalis pengganti.
Pergantian vokalis James LaBrie dan Images and Words (1991–1993)
Setelah kepergian Dominici, Dream Theater
mengadakan audisi penyanyi dan menulis materi untuk album berikutnya. Dalam
pencarian mereka untuk posisi vokalis, diikuti lebih dari 200 orang, di
antaranya mantan vokalis Fates Warning John Arch. John akhirnya memutuskan
bahwa komitmen pribadinya yang lebih penting, dan ia memilih untuk tidak
bergabung dengan band. Pada pertengahan 1990, di sebuah acara
di New York,
Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Mereka
telah berhasil merekam sebuah demo dengannya. Steve Stone hanya melakukan
satu pertunjukan live dengan mereka, yang berakhir malapetaka, dan dipecat
segera. Mereka mengatakan ia terlalu sering bergerak mengelilingi panggung
dengan cara yang agak aneh, tampaknya melakukan kesan buruk bagi Bruce
Dickinson. Ia sering berteriak "Scream for me Long Beach!"
(yang sering Bruce Dickinson teriakan selama pertunjukan live nya) beberapa
kali sepanjang acara, meskipun mereka tampil di Bayshore. Ini adalah lima bulan
sebelum Dream Theater memainkan pertunjukan lain. Sampai tahun 1991, band ini
tetap fokus dalam upaya untuk mencari vokalis dan menulis lagu. Selama periode ini
mereka menulis sebagian besar materi yang akan menjadi album Images and
Words (1992).
Pada bulan Januari
1991, Kevin James
LaBrie, dari band glam metal Winter Rose, terbang dari Kanada ke New York untuk ikut audisi. James LaBrie melakukan audisi tiga lagu dengan
band, dan segera dikontrak untuk mengisi posisi vokalis. Setelah direkrut,
LaBrie memutuskan untuk menghilangkan nama depannya untuk menghindari
kebingungan dengan Kevin lainnya di band, (Kevin Moore).
Selama beberapa bulan, band ini kembali ke mengadakan konser (masih kebanyakan
sekitar New York). Derek Shulman dari Atco Records (sekarang EastWest),
sebuah divisi dari Elektra
Records, menawarkan kontrak untuk tujuh album berdasarkan tiga lagu
demo (yang kemudian dibuat sebagai "The Atco Demo" melalui fan club
Dream Theater).
Album pertama yang
direkam dibawah kontrak label rekaman baru mereka adalah Images and
Words (1992).
Untuk promosi, label merilis singel dan video klip untuk lagu "Another Day",
tapi tidak membuat dampak komersial yang signifikan. Lagu "Pull Me Under",
tanpa promosi terorganisasi dari band atau label mereka, berhasil diputar di
radio. Sebagai tanggapan, ATCO membuatkan video klip untuk "Pull Me Under",
yang sering diputar di MTV. Sebuah video klip
ketiga diproduksi untuk "Take the Time",
tapi tidak berhasil seperti "Pull Me Under".
Keberhasilan "Pull Me Under",
dikombinasikan dengan tur tanpa henti di seluruh Amerika Serikat dan Jepang,
menyebabkan Images and Words mencapai sertifikasi gold di Amerika dan status platinum di
Jepang. Sebuah tur di Eropa digelar pada tahun 1993, termasuk
sebuah pertunjukan di "London's Marquee Club", yang direkam dan
dirils sebagai album live pertama band, Live at the Marquee.
Selain itu, sebuah video kompilasi konser mereka Di Jepang (dicampur dengan
dokumenter rekaman dan tahap tur dibelakang panggung) dirilis sebagai Images and Words: Live in Tokyo.
Album Awake dan keluarnya Kevin Moore (1994-1995)
Dream Theater masuk ke studio pada Mei 1994,
untuk mengerjakan materi album selanjutnya. Awake, album studio ketiga Dream
Theater, dirilis pada 4 Oktober 1994 di tengah-tengah badai kontroversi. Sesaat
sebelum album tersebut pada proses mixing, Moore telah mengumumkan ke seluruh
anggota band bahwa ia akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi pada
ketertarikan musiknya sendiri, karena ia tidak lagi tertarik pada tur atau gaya
musik yang ada pada Dream Theater. Akibatnya, band ini harus berjuang untuk
mencari keyboardist pengganti sebelum tur dijalankan.
Jens
Johansson, yang menjadi anggota band Stratovarius,
merupakan salah satu nama terbesar untuk audisi, namun anggota band bersemangat
untuk mengisi posisi keyboard dengan keyboardist Jordan Rudess.
Portnoy dan Petrucci telah menemukan Rudess di "Keyboard
Magazine", di mana ia diakui sebagai "The best new
talent" dalam jajak pendapat pembaca. Keduanya mengundang Jordan untuk
memainkan pertunjukan dengan band di "Concrete Foundations Forum" di
Burbank, California.
Meskipun acara itu sukses, dan Rudess diminta untuk mengisi posisi keyboardist
secara permanen, tapi ia memilih untuk tur dengan The Dixie Dregs. Akhirnya,
Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee, Derek
Sherinian, yang sebelumnya telah melakukan tur dengan Alice Cooper dan Kiss,
untuk mengisi posisi keyboard pada "Waking Up the World Tour".
Akhirnya, ditengah-tengah tur, band memutuskan untuk mengontrak Sherinian
sebagai keyboardist pengganti Moore.
A Change of Seasons, Falling into Infinity (1995–1998)
Setelah menemukan anggota baru, Dream Theater
tidak segera mulai bekerja pada materi baru. Fans di seluruh dunia, yang
tergabung di YtseJam Mailing List (bentuk komunikasi yang paling populer
antara penggemar Dream Theater pada saat itu), mulai memberikan tekanan pada
band untuk segera merilis ulang lagu "A
Change of Seasons", yang telah ditulis pada tahun 1989 dan dimaksudkan
untuk menjadi bagian dari album Images and
Words, (tetapi dengan durasi hampir 17 menit, dianggap terlalu
panjang untuk penempatan album studio), yang telah sering dimainkan secara
live, dan terus merevisinya di tahun-tahun menjelang 1995.
Petisi ini berhasil,
dan band masuk ke "BearTracks Studios" di New York pada Mei 1995
untuk menulis ulang dan merekam lagu yang akhirnya menjadi 23 menit panjangnya,
dengan Derek
Sherinian yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap lagu tersebut. Band ini merilis "A Change of Seasons" sebagai EP bersama dengan koleksi lagu penutup
dari pertunjukan live yang direkam di Ronnie Scott
Jazz Club di London awal tahun 1995.
Setelah menjalankan
konser singkat dan istirahat sejenak, band ini merilis CD Natal khusus melalui
fans club resmi mereka, yang terdiri dari trek langka yang direkam pada
awal-awal tahun band ini. Mereka terus merilis sebuah CD fans club baru setiap
Natal sampai tahun 2005.
Sementara itu, ada
beberapa perubahan pada EastWest,
dan penghubung utama Dream Theater pada label dipecat. Akibatnya, tim baru di
perusahaan tidak terbiasa berhubungan dengan Dream Theater, dan mereka menekan
Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah didengar. Pada
pertengahan 1997, mereka masuk studio untuk menulis album berikutnya. Selain
menekan band untuk mengadopsi suara yang lebih menjual, EastWest merekrut penulis/produser Desmond
Child agar bekerja sama dengan Petrucci untuk memoles lirik lagu "You or
Me". Seluruh anggota band menulis ulang lagu, dan Desmond Child juga
memunculkan dampak yang nyata pada album, dengan pergeseran ke arah komposisi
yang lebih "radio-friendly".
Dream Theater telah
menulis materi hampir dua CD, termasuk lanjutan untuk Images and
Words "Metropolis-I:
The Miracle and The Sleeper" yang
panjangnya hampir 20 menit. Pihak label, bagaimanapun juga tidak mengijinkan
peluncuran album ganda karena merasa bahwa durasi 140 menit tidak akan diterima
dengan baik oleh masyarakat umum. James LaBrie juga merasa bahwa CD harus satu
disk. Lagu-lagu yang tidak
terpakai kemudian dirilis di Ytse Jam
Records dengan judul Falling into Infinity Demos.
Materi yang terpakai,
dirilis sebagai album Falling into Infinity, yang menerima
sambutan beragam dari fans yang lebih akrab dengan suara band sebelumnya.
Sementara album ini terdengar kurang progresif. Trek seperti "Hollow Years" dan "You Not Me" membawa nuansa baru pada lagu Dream
Theater. Secara keseluruhan, album ini menuai kekecewaan. Meskipun Portnoy
tidak berbicara secara terbuka pada saat itu, ia kemudian mengungkapkan dalam
DVD dokumenter 5 Years in a Livetime di tahun 2004, bahwa ia telah begitu
putus asa selama periode tersebut dan dia telah menganggap Dream Theater bubar
sama sekali.
Selama "Touring
into Infinity" ke Eropa, dua konser telah direkam untuk album live
berjudul Once in a LIVEtime, di Perancis dan Belanda.
Album ini dirilis sekitar 1998 hampir bersamaan dengan rilis video 5 Years in a Livetime, yang meliputi
tahun dari kepergian Kevin Moore hingga promo tur Falling into Infinity.
Masuknya Jordan Rudess dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999-2000)
Pada tahun 1997, Mike Varney dari Magna Carta
Records mengundang Mike Portnoy untuk membentuk sebuah "band
supergrup progresif" untuk menciptakan sebuah album, dan ini menjadi yang
pertama dalam serangkaian panjang proyek sampingan untuk anggota Dream Theater.
Anggota band terdiri dari Mike Portnoy pada drum, John Petruccipada
gitar, Tony Levin pada bass, dan Jordan Rudess pada keyboard, yang telah selesai
dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama Liquid Tension Experiment, dan akan
menjadi media bagi Portnoy dan Petrucci untuk mendekati Jordan Rudess agar mau bergabung dengan Dream
Theater. Pada tahun 1999, ia menerima tawaran untuk menjadi keyboardist
permanen Dream Theater, menggantikan Derek
Sherinian.
Dengan anggota baru
lagi, Dream Theater mulai menulis dan merekam album berikutnya di BearTracks
Studio. Sebagai hasil ultimatum dari Portnoy, label memberi band kebebasan
untuk berkreasi. Band ini mulai menindak lanjuti "Metropolis-Part 2",
yang telah ditulis selama sesi Falling into Infinity tetapi tidak dimasukkan pada album
itu. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu dari 20 menit menjadi album konsep yang lengkap, dengan cerita berputar
di sekitar tema-tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Pada
tahun 1999, Metropolis Pt. 2: Scenes from a
Memory dirilis.
yang dipuji sebagai masterpiece band, meskipun hanya mencapai Nomor 73 di chart
album Amerika Serikat.
Tur dunia Metropolis
2000 adalah tur terbesar mereka sampai saat ini, dan menghabiskan waktu lebih
dari satu tahun. Konser mencerminkan aspek teatrikal dari album, dengan paruh
pertama dari setiap acara yang terdiri dari seluruh lagu dari album Scenes From a Memory disertai dengan sebuah film yang
menunjukkan bagian cerita yang diproyeksikan ke layar video di belakang
panggung. Pada tur terakhir di Amerika Utara, tepatnya di Roseland Ballroom,
New York City, difilmkan dan dirilis pada awal tahun 2001 sebagai rilis DVD
pertama band, Metropolis 2000: Scenes from New York,
yang bersertifikat Gold di Amerika Serikat pada 8 November 2002. Band ini juga
merilis seluruh acara pada live CD Live Scenes from New York.
Six Degrees of Inner Turbulence (2001–2002)
Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks
Studios untuk merekam album studio keenam mereka. Empat tahun setelah
mereka pertama kali mengajukan petisi ke EastWest untuk memungkinkan mereka merilis
album ganda, mereka akhirnya mendapat kesempatan dengan Six Degrees of Inner Turbulence.
CD pertama terdiri dari lima lagu berdurasi 7-13 menit, dan disc kedua yang
berisi lagu berdurasi 42 menit, yang menjadi lagu terpanjang yang pernah
ditulis oleh Dream Theater. Banyak dari melodi lagu dan tema musik yang berasal
dari sepotong instrumental, ditulis oleh Rudess, yang pada akhirnya menjadi
lagu "Overture".
Tema tersebut kemudian diperluas oleh anggota band untuk membentuk
masing-masing bab dalam sebuah cerita yang utuh.
Six Degrees of Inner Turbulence diterima dengan baik
oleh para kritikus dan pers. Yang menjadikan album ini paling dipublikasikan
sejak album Awake, memulai debutnya ditangga lagu Billboard di urutan ke 46, dan tangga
lagu Billboard Internet di urutan pertama.
Train of Thought (2003–2004)
Pada tahun 2003, Dream Theater masuk studio untuk menulis dan merekam album lain. Tidak seperti Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory, yang telah ditulis dan direkam secara bersamaan di studio, band ini mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyisihkan waktu tiga minggu untuk menulis lagu sebelum rekaman. Di tengah sesi rekaman untuk album, tur khusus dengan dua band metal progresif lainnya, Queensryche dan Fates Warning, diadakan di Amerika Utara. Dimaksud dalam materi promosi band sebagai "Escape from the Studio American tour", tur gabungan dari Queensryche dan Dream Theater dengan Fates Warning sebagai band pendukung. Sebagai akhir untuk setiap konser ada encore yang diperpanjang di mana Dream Theater dan Queensryche tampil di atas panggung secara bersamaan, memainkan lagu-lagu penutup.
Setelah tur selesai, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka, Train of Thought. Berbeda dengan lagu-lagu di album mereka sebelumnya, suara musik metal lebih banyak terdengar di album ini, yang terdengar agak asing bagi banyak penggemar, yang telah terbiasa mendengar suara rock progresif dari band. Dalam waktu ini mereka juga kembali merilis ulang dua video live pertama dalam format DVD, berjudul "Images and Words: Live in Tokyo/5 Years in a Livetime" pada tanggal 29 Juni 2004, melalui Rhino Records. Rilis ini bersertifikat Platinum pada tanggal 22 Maret 2006.
Tur dunia pun digelar, bernama Train of Thought Tour. Mulai saat itu mereka mengadakan tur yang bertajuk "An Evening with Dream Theater". Dream Theater juga merekam konser mereka di Nippon Budokan Hall yang terkenal di Tokyo, Jepang dan dirilis dalam bentuk CD/DVD berjudul Live at Budokan, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2004, dan telah mendapat sertifikasi Platinum di Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2005.
Octavarium (2005–2006)
Setelah tur untuk mempromosikan album Train of
Thought selesai,
Dream Theater kembali masuk studio Hit Factory di New York untuk merekam album
kedelapan mereka. Mereka menjadi grup band terakhir yang menggunakan studio
tersebut, sebelum ditutup pada tanggal 1 April 2005.
Octavarium dirilis pada tanggal
7 Juni 2005, yang memberi band nuansa baru. Album tersebut berisi delapan lagu
termasuk lagu epik "Octavarium",
sebuah epik 24 menit yang menyaingi lagu "A
Change of Seasons". Octavarium menerima tanggapan yang beragam dari
para fan dan merupakan album terakhir di bawah kesepakatan tujuh album mereka
dengan Elektra
Records, yang mewarisi kontrak dari East West
Records.
Dream Theater mulai
Octavarium Tour secara luas diseluruh dunia tahun 2005 dan 2006 untuk merayakan
ulang tahun ke-20 mereka sebagai sebuah band, termasuk Gigantour bersama Megadeth yang diprakarsai oleh vokalis Dave Mustaine,
juga menampilkan Fear Factory, Nevermore dan Symphony X.
Selama acara pada tanggal 2 Agustus 2005 di Dallas, band memberi penghormatan
kepada gitaris Pantera Dimebag Darrell dengan membawakan lagu
"Cemetery Gates" sebagai encore. Selain itu terjadi penampilan
spontan sesama musisi Russell Allen (vokalis Symphony X), Burton C. Bell
(vokalis Fear Factory) dan Dave Mustaine (vokalis/gitaris Megadeth), yang
bergabung dengan band di atas panggung bersama-sama membawakan bagian dari lagu
tersebut.
Dream Theater
kemudian mundur dari Gigantour 2005 beberapa hari sebelum tur berakhir dan
melanjutkan dengan seri konser mereka sendiri, beberapa di antaranya direkam
dan dirilis untuk fanclubs band. Tur ulang tahun ke-20 diakhiri dengan
pertunjukan di Radio City Music Hall di New York City pada tanggal 1 April
2006. Meskipun promosi acara tergolong minimal, tiket pertunjukan terjual
habis. Acara ini direkam untuk CD/DVD berjudul Score dirilis pada tanggal 29 Agustus 2006
melalui Rhino Records, menampilkan lagu-lagu dari seluruh sejarah band, serta
babak kedua disertai dengan simfoni orkestra ("Octavarium
Orchestra"). Rilis ini adalah rilis DVD live ketiga band yang
bersertifikat Platinum di Amerika Serikat pada 11 Oktober 2006.
Systematic Chaos dan Greatest Hit (2006–2008)
Untuk pertama kalinya dalam karir mereka,
band ini memutuskan untuk mengambil cuti musim panas setelah pertunjukan mereka
di "Radio City Music
Hall". Pada bulan September 2006, Dream Theater kembali
memasuki Avatar Studios untuk merekam album selanjutnya. Album studio
kesembilan Dream Theater, Systematic Chaos, dirilis pada tanggal
5 Juni 2007. Menandai kerja sama pertama mereka dengan label baru Roadrunner Records,
yang pada tahun 2010 akan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh
band label sebelumnya Atlantic Records. Roadrunner memberikan
peningkatan promosi untuk album, dan Systematic Chaos menempati nomor 19 di tangga lagu Billboard 200. Roadrunner juga membuat
video klip untuk lagu "Constant Motion" pada tanggal 14 Juli 2007, video klip
band pertama sejak "Hollow
Years" pada tahun 1997.
Pada tanggal 1 April
2008, album kompilasi dua-disk berjudul Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band. Judul album
berdasar pada referensi lagu "Pull Me Under", satu-satunya lagu
yang berhasil menjadi radio hit. Album ini juga mencakup tiga lagu yang di
"mix" ulang dari album kedua mereka, Images and Words, lima lagu diedit dari
lagu yang dirilis sebelumnya, dan trek single yang belum pernah dirilis
sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan greatest hits kompilasi, Dream Theater
aktif terlibat dengan album, dengan daftar lagu yang mereka rasa paling
mewakili karir musik mereka.
Setelah merilis Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs),
drummer Mike Portnoy mengadakan tur baru yang disebut
"Progressive Nation 2008". Tidak seperti tur Dream Theater
sebelumnya, pertunjukan diadakan di kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi
sebelumnya di masa lalu (seperti Vancouver, Kanada) atau kota-kota yang jarang mereka
kunjungi selama beberapa tahun.
Pada bulan September
2008, band ini merilis satu set DVD yang berjudul Chaos In
Motion 2007/2008, menampilkan lagu-lagu yang direkam di beberapa
konser selama "Chaos in Motion tour".
Black Clouds & Silver Linings (2008–2010)
Pada tanggal 7 Oktober 2008, Dream Theater kembali ke Avatar Studios untuk mulai mengerjakan album kesepuluh mereka, yang berjudul Black Clouds & Silver Linings, dirilis pada tanggal 23 Juni 2009. Selain CD standar, album ini tersedia dalam format vinyl LP, serta 3-disk "Special Edition CD" yang mencakup full album, CD campuran instrumental album dan CD dari enam cover lagu dari artis seperti Queen dan Rainbow. Pada tanggal 1 Juli 2009, album menempati tangga lagu nomor 6 di Top 200 chart album Billboard 200, dengan penjualan minggu pertama sebesar 40.285, yang merupakan rekor tertinggi mereka dalam penjualan album.
Keluarnya Mike Portnoy (2010–2011)
Pada tanggal 8 September 2010, Mike Portnoy mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan
Dream Theater, mengutip hubungan yang lebih baik dalam proyek-proyek lain,
kelelahan, dan keinginannya untuk istirahat sebagai alasan. Dalam wawancara John Petrucci dengan Music Radar, ia mengungkapkan bahwa awalnya Portnoy
tidak ingin meninggalkan band. Ia hanya ingin mengambil istirahat selama lima
tahun. Dia akhirnya mempersingkat menjadi sekitar satu tahun. Hanya setelah
angggota band yang lain menolak proposal itu Portnoy memutuskan untuk keluar.
Setelah Mike Portnoy meninggalkan Dream Theater, hubungan
antara dia dan anggota band menjadi tegang. Pada bulan Februari 2011, Portnoy
mengeluh bahwa tak seorang pun dari anggota band ini yang mau menerima telpon
dan membalas e-mail darinya. Namun, kemudian Portnoy berkomentar bahwa hanya
Petrucci dan Rudess yang masih berhubungan dengan dia. Ketegangan menjadi
sangat tinggi ketika Portnoy menyebut James LaBrie "tidak sopan" untuk komentar
yang dibuat LaBrie selama wawancara, yang menyatakan bahwa Dream Theater
"tidak sedih sama sekali" setelah Portnoy tidak lagi menjadi anggota
band.
Pada suatu hari,
laporan palsu muncul bahwa Portnoy telah menggugat Dream Theater. Portnoy
menyatakan bahwa ia ingin bergabung kembali dengan band: "Mereka adalah orang-orang
yang telah menutup pintu dan aku hanya butuh istirahat, dan aku sudah istirahat
dan aku telah siap, bersedia dan mampu. Tapi jujur aku tidak berpikir mereka
pernah.. akan menerima, mereka telah menutup pintu mereka dan aku pikir mereka
terlalu keras kepala dalam pembuktian diri tanpaku. Jadi aku tidak terlalu
berharap. Tapi pintuku selalu terbuka..."
Sekitar sebulan
setelah keluarnya Portnoy, Dream Theater mulai audisi untuk drummer baru di New York City.
Para kandidat diberitahu apakah mereka dipilih atau tidak pada tanggal 5
November 2010. Drumer yang diundang untuk audisi adalah Mike Mangini, Derek Roddy, Thomas Lang, Virgil Donati, Marco
Minnemann, Aquiles
Priester, dan Peter Wildoer.
Namun, hasil audisi tidak dipublikasikan sampai April 2011 melalui tiga bagian
seri dokumenter di YouTube yang diberi judul "The Spirits Carries
On". Dalam episode terakhir dari seri tersebut, diumumkan bahwa Mike Mangini adalah drummer yang dipilih. Petrucci
kemudian menjelaskan bahwa Portnoy sebenarnya mendekati mereka untuk bergabung
kembali setelah keputusan mereka memilih Mangini. Mangini saat itu telah
meninggalkan pekerjaannya sebagai profesor di Berklee dan berkomitmen untuk
Dream Theater, sehingga tawaran Portnoy itu ditolak.
A Dramatic Turn of Events (2011-2012)
Dream Theater kembali masuk "Cove City Sound
Studios" untuk mulai mengerjakan album baru pada tanggal 3 Januari 2011.
Sesi menulis lagu selesai pada tanggal 2 Maret 2011 dan dilakukan tanpa
Mangini. Pada tanggal 14 April 2011, LaBrie mulai merekam vokal dan 28 Juni 2011
mixing dan mastering oleh Andy Wallace selesai.
A Dramatic Turn of Events dirilis di seluruh dunia
pada tanggal 12 September 2011 dan di Amerika
Serikat pada tanggal 13 September 2011.A Dramatic Turn of Events berhasil
menempati tangga lagu nomor satu di beberapa negara dan mencapai posisi delapan
di Billboard 200. Lagu singel "On the Backs of Angels", menjadi
nominasi di Penghargaan Grammy 2012, untuk "Best
Hard Rock/Metal Performance".
Dream Theater menggebrak tur untuk promosi A Dramatic Turn of Events pada
tanggal 4 Juli 2011 di Roma, Italia. Setelah istirahat sejenak di akhir 2011,
band ini kembali ke Eropa dengan Periphery,
ke Asia dengan Andy McKee, ke
Amerika Utara dengan Crimson Projekctdan kemudian ke Amerika
Selatan untuk akhir dari rangkaian tur. Pada tanggal 21 April 2012, untuk
pertama kalinya mereka menggelar konser di Jakarta dalam
rangkaian tur Asia. Dream Theater menggelar konser di Mata Elang Indoor Stadium,
Ancol, Jakarta, Indonesia.
Pada 19 dan 20 Agustus 2012, dua konser direkam di
Luna Park Buenos Aires, Argentina,
dan dirilis dalam format Blu-ray oleh "Over the Edge Productions". Setelah
tertunda selama enam bulan, Live at Luna
Park dirilis pada tanggal 5 November 2013, oleh Eagle Rock
Entertainment.
Dream Theater (2013 - 2014)
Pada saat tur "A Dramatic Tour of Events"
Dream Theater mulai menulis konsep untuk album studio kedua belas. Selama
soundchecks, band ini mencatat dan merekam ide-ide mereka, dan John Petrucci membawa
materi yang ia tulis secara independen. Setelah menyelesaikan tur, band ini
mengambil istirahat tapi terus menulis. Mereka berkumpul kembali di awal 2013
untuk masuk studio.
Pada bulan Desember 2012, Dream Theater kembali
menandatangani kontrak dengan Roadrunner Records; band harus segera mulai
merekam album baru sebagai bagian dari perjanjian baru. Band ini berkomentar: "dedikasi
Roadrunner dan komitmen untuk Dream Theater telah jelas bagi kita semua dari
awal, dan konsisten di semua departemen dan pada semua tingkatan. Roadrunner
adalah sebuah label rekaman yang tidak hanya besar pada apa yang mereka lakukan
tapi yang benar-benar memahami tentang Dream Theater, dan orang-orang yang
menakjubkan yang mendukung kami di seluruh dunia yang bangga kami sebut sebagai
fans kami. Mereka adalah perusahaan rekaman kita dengan sebuah organisasi yang
berakar pada cita-cita dan misinya. Kami telah mencapai banyak karir dan
menyandarkan tonggak pada Roadrunner dan semua dipompa dalam semangat
menghadapi masa depan kami bersama-sama!".
Album kedua belas Dream Theater dirilis pada
tanggal 23 September 2013. Album ini terjual lebih dari 34.000 kopi dalam
minggu pertama dan menempati tangga lagu nomor 7 di Billboard 200,
ketiga berturut-turut menjadi 10 besar. Selain itu, album ini juga menempati
posisi teratas di 24 negara termasuk Jepang, Jerman, Argentina, Belanda,
Finlandia, Italia, Swiss, Kanada, Denmark, Norwegia, Austria, Indonesia,
Australia, dan Inggris Raya.
Pada bulan Januari 2014, mereka memulai "Along
for the Ride Tour" untuk mempromosikan album self-titled mereka. Tur dimulai
di Eropa pada tanggal 15 Januari 2014. Jadwal tur Eropa, yang diterbitkan di
website resmi band (24 Juni 2013), merupakan leg pertama di Eropa. Dilanjutkan
jadwal tur untuk Amerika Utara pada bulan Maret dan April 2014, bulan Juli
untuk leg ketiga tur yang berlanjut di Eropa, dan bulan September sampai
Oktober mereka menggelar tur di Amerika Selatan, Asia, dan Australia. Untuk
kedua kalinya mereka kembali menggelar konser di Jakarta,
tepatnya pada tanggal 26 Oktober 2014, bertempat di Lapangan D, Senayan, Jakarta.
Pada tanggal 21 Agustus 2014, Dream Theater
mengumumkan album DVD live mereka, Breaking the Fourth Wall,
yang direkam secara live di pertunjukan mereka di "The Boston Opera House"
pada tanggal 25 Maret 2014. Selama konser ini, band ini bergabung dengan
"The Berklee World Strings and The Berklee Concert Choir",
disutradarai oleh Eren Başbuğ. Breaking the Fourth Wall dirilis
pada tanggal 30 September 2014.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Dream_Theater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar